APTIKIS di Malaysia: Menjalin Sinergi, Menjawab Tantangan AI dalam Pendidikan Islam

Redaksi
9 Agu 2025 03:30
Pendidikan 0 72
2 menit membaca

 

 

APTIKIS di Malaysia: Merajut Kerja Sama, Menjawab Tantangan Kecerdasan Buatan

PAHANG — Sejarah membuktikan, kolaborasi besar kerap bermula dari percakapan sederhana namun bermakna. Di Pahang, Malaysia, semangat tersebut kembali terwujud melalui simposium internasional bertema AI Powered Pedagogy. Lebih dari 14 perguruan tinggi swasta Islam dari Indonesia yang tergabung dalam APTIKIS hadir bersama University College Yayasan Pahang (UCYP) untuk membangun visi masa depan pendidikan tinggi Islam.

Bagi Dr. H. Maslim Halimin, kegiatan ini bukan sekadar agenda akademik. Ia memandangnya sebagai momen penyatuan gagasan dan harapan bersama. Dalam kapasitasnya sebagai keynote speaker, ia tidak membahas rumus teknis AI secara mendalam, melainkan menegaskan prinsip penting: AI hanyalah alat, sedangkan pendidikan Islam adalah penuntun arah.

“AI dapat memacu kreativitas, namun juga berpotensi menutup hati. Karena itu, kitalah yang harus mengendalikannya,” tegasnya.

Diskusi antar-delegasi yang diwarnai keragaman bahasa dan budaya memunculkan satu kesepahaman: teknologi tidaklah netral. Kolaborasi pun perlu melampaui pertukaran kurikulum atau publikasi ilmiah, dengan menyentuh ranah cara berpikir, memaknai, dan mendidik.

APTIKIS menawarkan sebuah konsep pendidikan baru: AI Ethics in Islamic Framework. Rencana ini meliputi pembentukan pusat riset bersama, penyelenggaraan seminar internasional, hingga pemanfaatan AI untuk pengajaran Al-Qur’an dan ilmu keislaman secara multidisipliner.

Ismail Suardi Wekke menegaskan, “Kami ingin menciptakan jejaring ilmuwan Islam yang tidak hanya mampu memanfaatkan AI, tetapi juga berperan dalam membentuk arah perkembangannya. Di situlah kekuatan kita.”

Pertemuan ini semakin menegaskan peran Indonesia sebagai salah satu poros penting pendidikan Islam di kawasan. Dalam pertemuan tertutup, pihak UCYP menyambut baik usulan APTIKIS untuk menjadikan simposium ini sebagai agenda tahunan sekaligus forum pertukaran akademik di lingkup ASEAN.

Tak heran jika forum ini disebut sebagai awal dari “Diplomasi AI dalam Keilmuan Islam” yang lahir bukan dari Silicon Valley, melainkan dari ruang-ruang kuliah di Parepare, Makassar, Jombang, hingga Kendari — yang kini terhubung erat dengan Pahang.

katabarru.com adalah media jaringan (Network) dari katasulsel.com

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

x
x
x